
Ketika mendengar kata pengusaha, sebagian orang mungkin langsung membayangkan kantor besar, modal miliaran, atau bisnis waralaba nasional. Padahal, pengusaha bisa saja seseorang yang menjual keripik pisang dari rumah, membuka bengkel motor di gang sempit, atau menyediakan jasa desain untuk UMKM. Pengusaha hadir dalam banyak bentuk — dan Bengkulu butuh lebih banyak dari mereka, terutama dari kalangan muda.
Di tengah derasnya arus digital, perubahan gaya hidup, dan persaingan ekonomi yang makin terbuka, daerah seperti Bengkulu punya tantangan sekaligus peluang. Di satu sisi, lapangan kerja formal terbatas. Di sisi lain, potensi usaha justru terbuka lebar. Maka muncul pertanyaan penting: siapa yang akan menangkap peluang ini? Jawabannya, anak-anak muda.
1. Anak Muda Bisa Jadi Motor Ekonomi Lokal
Usaha kecil bukan hal remeh. Satu warung kopi bisa menghidupi keluarga. Satu usaha sablon bisa membuka lapangan kerja. Jika lebih banyak anak muda Bengkulu memilih jalur wirausaha, maka akan tumbuh ekosistem ekonomi baru yang lebih kuat, lebih mandiri, dan lebih tahan guncangan.
Peluang usaha juga tidak harus selalu baru. Banyak kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekitar yang belum terpenuhi secara optimal: katering sehat, jasa laundry cepat, hingga toko bahan pokok online di desa. Anak muda yang peka bisa masuk ke situ.
2. Masih Banyak Peluang yang Belum Tersentuh
Bengkulu punya kekayaan alam, budaya, dan kreativitas yang belum tergarap maksimal. Di desa-desa, masih banyak hasil pertanian yang belum dikemas dengan baik. Di kota, jasa digital dan kreatif masih minim pemain. Potensi ini bisa dimanfaatkan oleh generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi dan pemasaran daring.
Tidak perlu menunggu semua sempurna. Banyak usaha sukses justru lahir dari ketidaksempurnaan, dari coba-coba yang serius, dari keberanian untuk memulai meski belum tahu semua jawabannya.
3. Dari Langkah Kecil Bisa Tumbuh Besar
Pengusaha besar tidak lahir dalam semalam. Semuanya dimulai dari langkah kecil. Membuat daftar ide, menjual ke teman sendiri, memasarkan lewat media sosial. Dari hal-hal seperti inilah perjalanan dimulai. Dan yang paling penting: jangan takut gagal.
Justru saat gagal, banyak pelajaran penting didapat. Dari situ bisa tumbuh pola pikir yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih siap menghadapi tantangan ke depan.
4. Bengkulu Butuh Lebih Banyak yang Memulai
Saat ini, lebih banyak orang mengantri jadi pencari kerja dibanding jadi pencipta kerja. Ini wajar, tapi tidak bisa dibiarkan terus-menerus. Perlu keberanian kolektif, terutama dari anak muda, untuk membalik arah. Bukan lagi sekadar menunggu kesempatan, tapi menciptakan kesempatan.
Jika setiap anak muda yang punya ide bisnis mau mencoba memulainya—meskipun kecil—maka akan lahir gelombang baru pengusaha lokal yang memberi dampak nyata bagi ekonomi Bengkulu.
5. Kesimpulan: Saatnya Bergerak
Menjadi pengusaha bukan soal besar atau kecilnya usaha, tapi seberapa besar niat untuk berkontribusi. Bengkulu sedang menanti generasi muda yang tidak hanya bicara soal masa depan, tapi ikut membangunnya.
Mulai dari diri sendiri. Mulai dari yang kecil. Mulai sekarang.
0 Comments