26

Hujan Ringan

Rabu, 10 September 2025 16:00

Air PDAM Mati Sejak 8 Juni, Warga Rawa Makmur Permai hingga Bentiring Bengkulu Terpaksa Bertahan Tanpa Air Bersih
0 Likes
859 Views
Berita  Gaya Hidup

Air PDAM Mati Sejak 8 Juni, Warga Rawa Makmur Permai hingga Bentiring Bengkulu Terpaksa Bertahan Tanpa Air Bersih

Bengkulu – CariBengkulu.com Warga Kota Bengkulu kini tengah menghadapi ujian berat: krisis air bersih. Sejak 8 Juni 2025, aliran air Perumda Tirta Hidayah Kota Bengkulu mengalami gangguan serius bahkan mati total di banyak wilayah, termasuk kawasan Rawa Makmur Permai, Bentiring, Surabaya, dan sekitarnya. Krisis ini diperkirakan akan berlangsung hingga 28 Juni 2025 mendatang.

Kondisi ini menyebabkan keresahan mendalam di kalangan warga. Tidak hanya mengganggu aktivitas rumah tangga, tapi juga memicu dampak sosial dan ekonomi yang makin meluas.

Tiga Hari Dua Malam, Air Tidak Mengalir Sama Sekali

Di kawasan Rawa Makmur Permai, air PDAM sudah tidak mengalir sama sekali selama tiga hari dua malam dari tanggal 18-20 juni terakhir. Warga terpaksa menampung air seadanya dari sumur, air hujan, atau membeli air isi ulang untuk kebutuhan dasar.

"Sudah tiga hari dua malam ini air mati total. Kami sampai mandi dan cuci di rumah saudara di daerah Anggut. Ini sungguh menyulitkan, terutama untuk anak-anak sekolah," ungkap Ibu Lilis (42), warga RT 18, Kamis (19/6/2025).

Keluhan senada juga datang dari Pak Syakirin, salah satu pemilik kost-kostan di kawasan tersebut. Ia mengaku sudah menghubungi pihak PDAM, namun belum mendapat penjelasan pasti. "Jadi itu dari PDAM nanti ada air tanki datang ke rumah, nanti dikabari lagi. Siapkan tempat dan ember atau baskom," demikian pesan dari Syakirin untuk para penghuni. Namun, hingga Jumat pagi (20/6/2025), air tanki yang dijanjikan tak kunjung datang.

Perbaikan Bak IPA Jadi Pemicu Utama

Melalui akun Instagram resminya, PDAM Tirta Hidayah menyampaikan bahwa gangguan ini disebabkan oleh proses perbaikan Bak Lohan Lapen Kencana 2 di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Surabaya. Perbaikan tersebut dijadwalkan berlangsung selama 20 hari, mulai 8 hingga 28 Juni 2025.

Wilayah yang terdampak meliputi sebagian besar Kecamatan Muara Bangka Hulu, Sungai Serut, Teluk Segara, serta sejumlah kawasan padat penduduk lainnya.

Namun, pengumuman yang bersifat mendadak dan minim sosialisasi itu menuai kritik keras dari masyarakat. Banyak warga yang mengaku baru mengetahui informasi gangguan setelah air sudah terlanjur mati.

Mandi Tengah Malam, Cuci Piring Dini Hari

Tidak semua wilayah mengalami pemadaman total. Di beberapa titik seperti Kelurahan Surabaya dan Bentiring, aliran air hanya hidup pada malam hari dengan tekanan rendah.

"Kami terpaksa nyuci piring dan baju tengah malam, jam 10 ke atas. Kalau nunggu pagi, air mati lagi. Lama-lama baju bau," kata Rati, ibu rumah tangga yang tinggal di Jalan Rinjani, Kelurahan Surabaya.

Sementara itu, Maya, warga Bentiring, mengaku harus menampung air dalam ember besar setiap kali air hidup sebentar. “Kalau nggak cepat-cepat, habis. Hidupnya cuma sebentar, kadang kecil, langsung mati lagi. Ini sangat menyiksa,” keluhnya.

Laundry Kecipratan Berkah di Tengah Krisis

Di balik keluhan warga, krisis ini justru menjadi berkah bagi pelaku usaha jasa laundry. Cece, pemilik laundry di kawasan Bentiring, mengaku omzetnya naik drastis selama seminggu terakhir.

“Biasanya cuma 10–15 pelanggan per hari, sekarang bisa 25–30. Kebanyakan mahasiswa dan warga komplek yang airnya mati total,” ujarnya. Untuk layanan cuci kering lipat, ia mematok harga Rp5.000 per kilogram, sementara layanan cuci sendiri dikenakan Rp10.000 per kilogram.

Namun, Cece juga mengaku khawatir jika kondisi ini terus berlanjut. “Kalau semua usaha cuci bergantung pada air PDAM dan ikut mati, kami juga tidak bisa kerja. Sekarang masih bertahan karena pakai tandon cadangan,” jelasnya.

Warga Desak Solusi Nyata dan Jadwal Distribusi Air

Dengan kondisi yang makin parah, warga mendesak PDAM dan pemerintah kota untuk segera menyediakan solusi alternatif, seperti mobil tangki air bersih keliling, pembagian air isi ulang gratis, atau setidaknya jadwal distribusi air darurat yang pasti.

"Kami siap antre kalau ada mobil tangki, yang penting ada air. Sekarang warga banyak yang tidak tahu harus ke mana,” ujar Pak Taufik.

Redaksi Buka Kanal Pengaduan Warga

Menanggapi keluhan ini, redaksi CariBengkulu membuka kanal pengaduan warga melalui media sosial dan email resmi. Kami mengajak masyarakat untuk melaporkan titik-titik terdampak, testimoni lapangan, atau kebutuhan mendesak lainnya agar bisa menjadi bahan advokasi publik.

Label Postingan
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Sektor Lainnya
0 Comments